Sedikit Sejarah PeranciS
Sebelum
menyimpulkan Prancis negara yang romantis, mari kita sedikit kembali ke
masa lalu masa dimana Prancis mengalami revolusi besar-besaran di
bidang politik yaitu pada akhir abad ke-18 tepatnya pada tanggal 14
Juli 1789. Revolusi yang menghasilkan 3 semboyan Negara Prancis yaitu:
- Liberté yang berarti kebebasan
- Fraternité yang berarti persaudaraan
Pada abad ke-19 Prancis berubah menjadi
Negara industri yang ditandai dengan perubahan tata letak kota. Pada
tanggal 31 Maret 1889, untuk merayakan 100 tahun revolusi Prancis maka
pemerintah Prancis pun ingin memesona seluruh dunia dan memutuskan
untuk menyelenggarakan pameran besar di Champ de Mars. Maka dibangunlah
sebuah menara di pusat kota Prancis yaitu di kota Paris. Menara
tersebut dibuat dengan balok-balok metal yang di satukan oleh paku
dengan ketinggian 324 meter adalah karya dari seorang insinyur bernama
Gustave Eiffel yang tertarik pada logam baru yaitu besi.
Dan
pada awal abad ke-20 disusul dengan citra Paris sebagai kota mode
menghasilkan pemikiran bahwa Paris sebagai pusat penciptaan hal-hal
indah dan tempat berkumpulnya perempuan cantik yang sangat mengikuti
mode. Hingga saat ini pun Paris menjadi kota mode terbesar di seluruh
dunia. Maka tidak heran bila Paris dipilih para perancang busana dari
berbagai belahan dunia sebagai tempat untuk memamerkan hasil karya
terbaik meraka dan menjadikan acuan bagi mereka dengan tujuan agar
rancanganya lebih dikenal. Di kota Paris juga terdapat banyak sekolah
mode bagi mereka yang ingin mengembangkan potensi yang ada pada diri
mereka.
Dengan
adanya menara eiffel yang ditunjang dengan taman dan tempat duduk di
sekitar menara sehingga orang-orang bisa menikmati keindahan menara di
siang hari maupun di malam hari. Menara akan tampak lebih cantik pada
malam hari karena menara diterangi dengan cahaya lampu yang mungkin
bagi sebagian orang menimbulkan kesan romantis.
Walaupun
demikian tidak semua orang menyukai adanya menara eiffel. Sebagian
seniman dan penulis merasa malu. Mereka menganggap menara eiffel
bagaikan seekor jerapah tinggi yang berlubang atau lampu jalanan yang
menyedihkan. Banyak orang Paris yang tinggal di sekitar menara merasa
cemas, mereka takut sewaktu-waktu menara itu jatuh dan menimpa kepala
meraka.
Bahasa
Prancis juga dikenal lengkap dengan kata yang bisa menggambarkan
setiap detail yang tepat untuk mendskripsikan sebuah benda maupun
abstrak. Berikut ini contoh yang di ambil dari sebuah buku karya Victor
Hugo yang berjudul Les misérables 1 (1972:22)
La maison qu’il habitait se
composait, nous l’avons dit, d’un rez-de-chaussée et d’un seul étage;
trois pièces au rez-de-chaussée, trois chambres au premier, au-dessus
un grenier. Derrière la maison, un jardin d’un quart d’arpent. Les deux
femmes occupaient le premier. L’évêque logeait en bas. La première
pièce, qui s’ouvrait sur la rue, lui servait de salle à manger, la
deuxième de chambre à coucher, et la troisième d’oratoire. On ne
pouvait sortir de cet oratoire sans passer par la chambre à coucher, et
sortir de la chambre à coucher sans passer par la salle à manger. Dans
l’oratoire, au fond, il y avait une alcôve fermée, avec un lit pour
les cas d’hospitalité. M. l’évêque offrait ce lit aux curés de campagne
que des affaires ou les besoins de leur paroisse amenaient à Digne.
La pharmacie de l’hôpital, petit
bâtiment ajouté à la maison et pris sur le jardin, avait été
transformée en cuisine et en cellier.
Isi kutipan diatas adalah :
Rumah yang didiaminya terdiri dari, telah kita ceritakan, dua
tingkat ; dua ruangan di lantai bawah, tiga kamar di lantai atas, dan
di atasnya terdapat gudang. Di belakang rumah, ada taman seluas
seperempat arpent (1 arpent=2000-5000 meter persegi). Kedua
wanita itu tinggal di lantai atas. Sedangkan sang uskup tinggal di
lantai bawah. Ruang pertama yang menghadap ke jalan digunakan sebagai
ruang makan, ruang ke dua digunakan sebagai kamar tidur dan ruang ke
tiga digunakan sebagai kapel kecil (oratoire). Kita tidak bisa
keluar dari kapel kecil ini tanpa melewati kamar tidur dan keluar dari
kamar tidur tanpa melewati ruang makan. Di kapel kecil diujungnya, ada
alcôve (tempat di sebuah kamar untuk tempat tidur). dengan
satu tempat tidur kalau-kalau ada tamu. Bapak uskup memberikan tempat
tidur ini untuk pastor kepala di desa yang harus berurusan dengan
Digne.
Apotik rumah
sakit tersebut, sebuah bangunan kecil di samping rumah di depan taman
di ubah menjadi dapur dan berubah menjadi tempat menyimpan minuman
anggur dan persediaan makanan (cellier).
Dari contoh di atas bisa kita simpulkan
bahwa ada sebagian kata yang tidak bias di terjemahkan dalam bahasa
Indonesia. Itu menunjukan bahwa bahasa prancis mempunyai lebih banyak
kata untuk mengungkapkan banyak hal. Seperti halnya mengungkapkan makna
sayang dalam bahasa prancis mempunyai lebih banyak kata untuk
mengungkapkannya seperti ma chér(e), mon pétit ami(e), mon pétit lapin,
mon amour dan banyak lagi kata yang biasa di gunakan.
Dari situlah orang-orang menganggap bahwa
bahasa prancis sebagai bahasa romantis. Mungkin karena bahasa prancis
yang di ucapkan mendayu-dayu sehingga terdengar lembut di telinga
setiap pendengarnya. Ditunjang dengan keadaan kota Paris yang
menyuguhkan berbagai macam keromantisan sehingga orang-orang selalu
ingin merasakan keromantisan kota Paris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar